TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGENCERAN
A. PENDAHULUAN
Kita mengetahui banyak
sekali jenis mikroba yang sudah diketahui, maupun yang belum. Dalam setiap
kegiatan kita seperti bersentuhan tangan, buang air besar, bersin, dll
mengandung banyak sekali mikroba didalamnya.
Oleh karena itu, pentingnya
praktikum pada kegiatan kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami dan
mentrampilkan pemurnian mikroba dalam kehidupan yang lebih kompleks. Dalam
praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan,
karena semua berpengaruh pada individu praktikan. Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada
beberapa diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan.Salah satu teknik
untuk membiakan ( Menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus
pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam
larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran
temperatur yang luas.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 198)
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 198)
B.
TINJAUAN
PUSTAKA
Di
alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri
dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini
dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat
dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Dalam
pengaplikasiannya dikenal banyak teknik dalam pengambilan sampel. Dapat dilihat
dibawah teknik-teknik berikut :
2.1 Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum
melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut ini
merupakan prosedur pengambilan sampel.
1. Sampel tanah
Jika
mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara
pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang
diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran
dekat permukaan hingga ujung perakaran.
2. Sampel udara
Jika
mikroba yang diinginkan adalah berada di udara sekitar, misalnya di kamar
mandi, ruangan dan lain-lain, maka caranya hanya dengan membuka tutup cawan
petri yang berisi media steril selama ±5 menit.
3. Sampel air
Pengambilan
sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air
sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan
arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat
dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka
sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
2.2 Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
2.2.1 Teknik Preparasi Suspensi
Sampel
yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari
teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam
preparasi bergantung kepada bentuk sampel.
a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud
steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit
dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu,
batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh
permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih
baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan
semisal pepton water.
b. Rin se (bilas) ditujukan untuk melarutkan
sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif
berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan
mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya
sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml
yang terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat
ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di
dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antara
lain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran
pertama adalah 1 : 9 (w/v). Untuk sampel dari tanah tak perlu dimaserasi.
2.2.2 Teknik Pengenceran Bertingkat
Tujuan
dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba
yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat
pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan
perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya,
sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari
pengenceran sebelumnya.
2.3 Teknik Penanaman
2.3.1 Teknik penanaman dari suspensi
Teknik
penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan
suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan
isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran
terakhir.
2.3.2 Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread
plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan
agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
ü
Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur
kemudian teteskan di atas permukaan agar yang telah memadat.
ü
Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot
alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan
ditunggu beberapa detik.
ü
Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan
agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan
ikut diputar.
ü
Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas
dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
2.3.3 Pour Plate (agar tuang)
Teknik
ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja
melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh
dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak
banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
ü
Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam
dan media padat yang masih cair (>45oC)Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi
sel kedalam cawan kosong
ü
Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan
untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi
Alasan
diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk
pourplate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya
saja,sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
penyebarannyasehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
C. Alat Dan Bahan
a. Alat
Peralatan
utama yang dibutuhkan dalam proses pemurnian mikroba antara lain adalah :
1.
Peralatan gelas, seperti tabung reaksi, cawan petri, gelas
ukur, labu Erlenmeyer, gelas beker.
2.
Peralatan logam, seperti ose dan pinset
3.
Kompor gas
b. Bahan
Bahan
utama yang digunakan dalam proses pemurnian mikroba antara lain adalah :
1.
Kultur mikroba
2.
Media agar
D.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja pemurnian mikroba adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan sebuah cawan petri yang sudah disterilisasi.
Buka bungkusnya.
2.
Siapkan tabung reaksi dan masukkan ke dalamnya 1 ml air
akuades.
3.
Ambil kultur mikroba yang tumbuh pada media agar tegak,
miring atau lempeng. Amati dan tentukan mikroba mana yang akan
dimurnikan.
4.
Ambil ose yang ujungnya berbentuk bundar.
5.
Hidupkan lampu Bunsen. Lakukan proses sterilisasi ose.
6.
Ambil mikroba yang akan dimurnikan dengan menggunakan ose
steril. Pengambilan mikroba cukup dengan menyentuhkan ose ke mikroba yang
akan dimurnikan.
7.
Celupkan ose ke akuades yang terdapat pada tabung
reaksi. Aduk beberapa kali agar semua mikroba yang menempel pada ose menjadi
terlepas.
8.
Tuangkan secara aseptik seluruh cairan yang ada di tabung
reaksi ke cawan petri. Lakukan hal yang sama terhadap media agar yang
telah disiapkan. Lakukan pengadukan dengan cara menggerakkan cawan petri
secara perlahan di atas permukaan meja membentuk angka delapan.
9.
Simpan cawan petri dalam incubator dan lakukan inkubasi
selama 2 x 24 jam pada suhu 37oC.
10.
Setelah diinkubasi, lakukan pengamatan terhadap mikroba yang
tumbuh. Perhatikan apakah mikroba yang tumbuh sudah murni atau belum.
E.
Hasil dan Pembahasan
Pada
praktikum ini cara pengambilan mikroba yang akan dimurnikan dengan menggunakan
ose steril. Pengambilan mikroba cukup dengan menyentuhkan ose ke mikroba
yang akan dimurnikan dan celupkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml
air aquades. Sentuhan dilakukan pada koloni mikroba yang terlihat sejenis,
biasanya berbentuk lingkaran dan memiliki warna yang sama. Dan cara pengambilan
dilakukan dengan sentuhan karena untuk memperkecil kemungkinan mikroba yg tidak
sejenis terikut.Setelah cawan petri disimpan dalam incubator dan dilakukan
inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37º C.
Hasil
dari praktikum pemurnian mikroba didapatkan hasilnya murni, karena didapatkan
warna hasil dalam cawan petri yang memliki warna kuning keseluruhan, jadi dapat
disimpulkan bahwa mikroba yang didapat murni sejenis atau homogen.
Dari
hasil praktikum, singkatnya kelompok kami mendapatkan hasil sejenis karena
dalam prosedur praktikum yang teratur dan menjaga kesterilan. Dan intinya
pemurnian mikroba dapat terwujud apabila dalam prosedur yang teratur, dan
menjaga kesterilan. Pemurnian mikroba adalah suatu cara atau mekanisme dimana
dengan maksud untuk mendapatkan mikroba yang dibutuhkan atau diinginkan, dan
dalam kehidupan yang lebih kompleks lagi pemurnian mikroba ini dimaksud dengan
tujuan mengembangkan jenis mikroba yang menurut bagi kalangan peneliti ataupun
industri dengan maksud untuk komersial, seperti pemanfaatan L.casei
shirota strein untuk melancarkan pencernaan yang dimanfaarkan oleh
industri Yakult.
F.
Kesimpulan dan Pembahasan
Kesimpulan
Kesimpulan
dari hasil praktikum pemurnian mikroba ini adalah suatu proses dimana mikroba
diharapkan pemanfaatan mikroba sejenis yang dengan cara seperti tertera pada
prosedur diatas.
Mikroba
yang telah homogen dapat diketahui spesies bakteri tersebut, dengan cara
melihat dengan lup atau mikroskop. Didalam pengaplikasian mikroba sejenis
sangat berguna dalam kehidupan masa kini yang serba modern, yang dengan
memanfaatkan fungsi bakteri dengan maksimal, seperti minuman fermentasi,
makanan fermentasi, ataupun antibiotik yang notabennya sangat dibutuhkan bagi
masyarakat luas, karena bentuknya yang praktis dan lebih efisien.
Pembahasan
Untuk
meningkatkan pemahaman mengenai pemurnian mikroba, praktikan diwajibkan menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Apa manfaat yang diperoleh dengan
melakukan pemurnian mikroba?
Manfaat
dari pemurnian mikroba ini sangat kompleks,
ü kita dapat mengetahui jenis mikroba
yang sejenis.
ü mempermudah untuk mengembangbiakkan
mikroba yang dibutuhkan.
ü dalam bidang industri, pemurnian
mikroba ini berguna untuk komersialitas.
ü dalam bidang pengetahuan, berguna
sebagai contoh ilmu terapan kepada pelajar.
ü dalam bidang perikanan, berguna
untuk mengetahui mikroba yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan seperti
pengawetan, upgrade gizi, dll.
1. Mengapa
pengambilan mikroba yang akan dimurnikan cukup dilakukan dengan menyentukan ose
ke permukaan populasi mikroba dan tidak disarankan untuk mencungkilnya ?
Pengambilan
mikroba yang akan dimurnikan cukup dilakukan dengan menyentuhkan ose ke
permukaan populasi mikroba dan tidak disarankan untuk mencungkilnya karena
dimaksudkan dengan cukup menyentuhnya supaya populasi yang diharapkan saja yang
terangkut, karena koloni mikroba akan bersama-sama terus, dan salah satu cara cukup
disentuh dengan ose bulat.
Tidak
disarankan mencungkilnya karena dari hasil cungkilan itu mengandung banyak
jenis mikroba alhasil praktikum kita gagal. Karena bakteri yang kita harapkan
tidak didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://www.pdfchaser.com/Isolasi-dan-Identifikasi-Bakteri-Probiotik-dari-Ikan-Kerapu-Macan-….html
Anonim, http://kuliahdanpenelitian.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar