Halaman

Jumat, 10 Mei 2013

Laporan praktikum teknik pengambiLan sampeL dan pengenceran


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGENCERAN

A.    PENDAHULUAN
Kita mengetahui banyak sekali jenis mikroba yang sudah diketahui, maupun yang belum. Dalam setiap kegiatan kita seperti bersentuhan tangan, buang air besar, bersin, dll mengandung banyak sekali mikroba didalamnya.
Oleh karena itu, pentingnya praktikum pada kegiatan kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami dan mentrampilkan pemurnian mikroba dalam kehidupan yang lebih kompleks. Dalam praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan, karena semua berpengaruh pada individu praktikan. Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan.Salah satu teknik untuk membiakan ( Menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 198)


B.     TINJAUAN PUSTAKA
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Dalam pengaplikasiannya dikenal banyak teknik dalam pengambilan sampel. Dapat dilihat dibawah teknik-teknik berikut :
2.1 Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut ini merupakan prosedur pengambilan sampel.
1. Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran.
2. Sampel udara
Jika mikroba yang diinginkan adalah berada di udara sekitar, misalnya di kamar mandi, ruangan dan lain-lain, maka caranya hanya dengan membuka tutup cawan petri yang berisi media steril selama ±5 menit.
3. Sampel air
Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
2.2 Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
2.2.1 Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparasi bergantung kepada bentuk sampel.
a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.
b. Rin se (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antara lain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Untuk sampel dari tanah tak perlu dimaserasi.
2.2.2 Teknik Pengenceran Bertingkat
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
2.3 Teknik Penanaman
2.3.1 Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
2.3.2 Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
ü    Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan di atas permukaan agar yang telah memadat.
ü    Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
ü    Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
ü    Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.

2.3.3 Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
ü    Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC)Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong
ü    Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi
Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pourplate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja,sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannyasehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
  
C. Alat Dan Bahan
a. Alat
Peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses pemurnian mikroba antara lain adalah :
1.      Peralatan gelas, seperti tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur,  labu Erlenmeyer, gelas beker.
2.      Peralatan logam, seperti ose dan pinset
3.      Kompor gas
b. Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam proses pemurnian mikroba antara lain adalah :
1.      Kultur mikroba
2.      Media agar

D.    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pemurnian mikroba adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan sebuah cawan petri yang sudah disterilisasi.  Buka bungkusnya.
2.      Siapkan tabung reaksi dan masukkan ke dalamnya 1 ml air akuades.
3.      Ambil kultur mikroba yang tumbuh pada media agar tegak, miring atau lempeng.  Amati dan tentukan mikroba mana yang akan dimurnikan.
4.      Ambil ose yang ujungnya berbentuk bundar.
5.      Hidupkan lampu Bunsen.  Lakukan proses sterilisasi ose.
6.      Ambil mikroba yang akan dimurnikan dengan menggunakan ose steril.  Pengambilan mikroba cukup dengan menyentuhkan ose ke mikroba yang akan dimurnikan.
7.      Celupkan ose ke akuades yang terdapat pada tabung reaksi.  Aduk beberapa kali agar semua mikroba yang menempel pada ose menjadi terlepas.
8.      Tuangkan secara aseptik seluruh cairan yang ada di tabung reaksi ke cawan petri.  Lakukan hal yang sama terhadap media agar yang telah disiapkan.  Lakukan pengadukan dengan cara menggerakkan cawan petri secara perlahan di atas permukaan meja membentuk angka delapan.
9.      Simpan cawan petri dalam incubator dan lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37oC.
10.  Setelah diinkubasi, lakukan pengamatan terhadap mikroba yang tumbuh.  Perhatikan apakah mikroba yang tumbuh sudah murni atau belum.

E.     Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini cara pengambilan mikroba yang akan dimurnikan dengan menggunakan ose steril.  Pengambilan mikroba cukup dengan menyentuhkan ose ke mikroba yang akan dimurnikan dan celupkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml air aquades. Sentuhan dilakukan pada koloni mikroba yang terlihat sejenis, biasanya berbentuk lingkaran dan memiliki warna yang sama. Dan cara pengambilan dilakukan dengan sentuhan karena untuk memperkecil kemungkinan mikroba yg tidak sejenis terikut.Setelah cawan petri disimpan dalam incubator dan dilakukan inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37º C.
Hasil dari praktikum pemurnian mikroba didapatkan hasilnya murni, karena didapatkan warna hasil dalam cawan petri yang memliki warna kuning keseluruhan, jadi dapat disimpulkan bahwa mikroba yang didapat murni sejenis atau homogen.
Dari hasil praktikum, singkatnya kelompok kami mendapatkan hasil sejenis karena dalam prosedur praktikum yang teratur dan menjaga kesterilan. Dan intinya pemurnian mikroba dapat terwujud apabila dalam prosedur yang teratur, dan menjaga kesterilan. Pemurnian mikroba adalah suatu cara atau mekanisme dimana dengan maksud untuk mendapatkan mikroba yang dibutuhkan atau diinginkan, dan dalam kehidupan yang lebih kompleks lagi pemurnian mikroba ini dimaksud dengan tujuan mengembangkan jenis mikroba yang menurut bagi kalangan peneliti ataupun industri dengan maksud untuk komersial, seperti pemanfaatan L.casei shirota strein untuk melancarkan pencernaan yang dimanfaarkan oleh industri Yakult.

  
F.     Kesimpulan dan Pembahasan
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum pemurnian mikroba ini adalah suatu proses dimana mikroba diharapkan pemanfaatan mikroba sejenis yang dengan cara seperti tertera pada prosedur diatas.
Mikroba yang telah homogen dapat diketahui spesies bakteri tersebut, dengan cara melihat dengan lup atau mikroskop. Didalam pengaplikasian mikroba sejenis sangat berguna dalam kehidupan masa kini yang serba modern, yang dengan memanfaatkan fungsi bakteri dengan maksimal, seperti minuman fermentasi, makanan fermentasi, ataupun antibiotik yang notabennya sangat dibutuhkan bagi masyarakat luas, karena bentuknya yang praktis dan lebih efisien.
Pembahasan
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai pemurnian mikroba, praktikan diwajibkan menjawab pertanyaan berikut ini :
1.      Apa manfaat yang diperoleh dengan melakukan pemurnian mikroba?
Manfaat dari pemurnian mikroba ini sangat kompleks,
ü  kita dapat mengetahui jenis mikroba yang sejenis.
ü  mempermudah untuk mengembangbiakkan mikroba yang dibutuhkan.
ü  dalam bidang industri, pemurnian mikroba ini berguna untuk komersialitas.
ü  dalam bidang pengetahuan, berguna sebagai contoh ilmu terapan kepada pelajar.
ü  dalam bidang perikanan, berguna untuk mengetahui mikroba yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan seperti pengawetan, upgrade gizi, dll.
1.      Mengapa pengambilan mikroba yang akan dimurnikan cukup dilakukan dengan menyentukan ose ke permukaan populasi mikroba dan tidak disarankan untuk mencungkilnya ?
Pengambilan mikroba yang akan dimurnikan cukup dilakukan dengan menyentuhkan ose ke permukaan populasi mikroba dan tidak disarankan untuk mencungkilnya karena dimaksudkan dengan cukup menyentuhnya supaya populasi yang diharapkan saja yang terangkut, karena koloni mikroba akan bersama-sama terus, dan salah satu cara cukup disentuh dengan ose bulat.
Tidak disarankan mencungkilnya karena dari hasil cungkilan itu mengandung banyak jenis mikroba alhasil praktikum kita gagal. Karena bakteri yang kita harapkan tidak didapatkan.

  

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://kuliahdanpenelitian.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar