TEKNIK
PENANAMAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru minta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua
alat-alat yang ada sangkut-paut dengan medium dan pekerjaan penanaman itu benar-benar
steril; ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang
tidak kita inginkan.Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme
lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut. Teknik yang di gunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur
manipulasi dan media kultur steril disebut teknik aseptic, kontaminasi udara
paling sering jadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan
umumnya banyak komunitas mikroorganisme di dalamnya, ketika wadah dibuka maka
segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.
Teknik penanaman (inokulasi)
merupakan suatu pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium
lama kemedium yang baru dengan ingkat ketelitian yang sangat tinggi, dengan
demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penanam
biakan segar tanpa terjadi pencemaran.pemindahan
mikroorganisme ini ilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan
kemurnian biakan selama peminahan berulang kali. Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat,(Lay:1988)
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa memahami dan
mampu melakukan penanaman dengan berbagai teknik penanaman.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik
Penanaman
a. Teknik
penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat.
Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya
untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung
pengenceran terakhir.
a.1. Spread Plate (agar tabur
ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan
menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Setetes inokolum
diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan
menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua
untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik .Pada beberapa
pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah –pisah.
a.2. Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC)
untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri
tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam
agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam
agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen.
b. Teknik
Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium baru. Teknik ini lebih
menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah Inokulum digoreskan di permukan
media agar nutrien dalam cawaan petridish dengan jarum pindah (lup inokulasi).
Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
b.1 Goresan Sinambung
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
b.2 Goresan T
B.3 Goresan Kuadran (Streak quadrant)
D. Alat dan bahan
Alat :
1. Pipet ukuran 10 ml
2. Petridish
3. Batang L
4. Busen
5. Inkubator
Bahan :
1. Sampel mengandung bakteri atau jamur
2. Media NA (bakteri) dan PDA (jamur)
3. Suspensi cairan
4. Alkohol
E. Cara kerja
Teknik
Spread plate
1. Ambil suspensi cairan 0,1 ml dengan pipet ukur
kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
2. Sterilisasi batang L dengan disemprot alkohol dan
dibakar diatas busen beberapa saat,kemudian didinginkan beberapa detik.
3. Sebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar
supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan akan lebih efektif bila cawan
ikut diputar.
4. Inkubasi suhu 37C selama 24 - 48 jam.
Teknik
Pour plate
1. Siapkan cawan petri steril, tabung pengenceran
yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (45).
2. Teteskan 1 ml secara aseptis. Suspensi sel kedalam
cawan kosong.
3. Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian
putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian
diinkubasi (suhu 37selama 24 - 48 jam).
F.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini kami mempersiapkan
sampel dan media yang telah siap untuk ditanam. Dan dalam praktikum ini, kami
memakai media NA yang telah kami bagi dua yang mana digunakan dua cara (metode)
dalam pengerjaannya yaitu metode agar tuang (pour plate) dan metode permukaan (spread plate), sampel yang digunakan dalam media NA ini berupa
bakteri yang berasal dari wortel yang telah busuk yang kami ambil dari tempat
sampah.
Medium NA berfungsi untuk membiakan
berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita
mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada
medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptik yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme
yang lain. Teknik aseptik dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja
didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi
jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api
segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan
semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan,
setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan
yang sesuai untuk petumbuhan,
Dalam pengerjaan praktikum ini, sampel
yang kami gunakan tersebut digiling hingga halus sehingga sampel siap untuk
ditimbang. Setelah dilakukan penimbangan sampel tersebut dihisap sebanyak 1 ml
diisika kedalam tabung reaksi dan dicampurkan dengan larutan garam fisiologis
yang berisi 0,85 NaCl (garam dapur) yang
telah diisikan kedalam erlenmeyer. Campuran sampel dengan garam fisiologis
tersebut dipindahkan ke cawan petridis sebanyak 1 ml, sambil di dekatkan ke
nyala bunsen yang bertujuan supaya mikroorganisme lain tidak masuk dalam
pengerjaan praktikum ini atau tidak terkontaminasi dengan dengan mikroorganisme
lain yang disebut dengan teknik aseptis dan
memiringkannya. Keuntungan media agar miring
ini adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan
dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan
kerugiannya hanya memuat sedikit
mikroorganisme. Dan teknik
penanaman ini merupakan metode agar tuang yang mana media dituangkan setelah
sampel dimasukan kedalam cawan petridis. Yang berarti media yang kami gunakan
agar yang belum padat untuk dituangkan bersama suspensi bakteri (sampel) ke
dalam cawan petridis dengan dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel – sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan
sampai kedalam agar, sehingga terdapat sel yang tumbuh di permukaan agar yang
kaya oksigen dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak
mengandung oksigen. Dan terakhir sampel disimpan kedalam inkubator dengan suhu
37selama 1 hari. Metode penanaman selanjutnya adalah metode permukaan yang mana metode ini
hampir sama dengan metode yang sebelumnya, tapi perbedaannya terletak pada
media dan penuangannya. Media yang digunakan terlebih dulu dipadatkan pada
cawan petridis dan baru sampel dituangkan kedalam cawan petridis yang telah
berisi media padat dan pengerjaan lainnya sama dengan metode sebelunya.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik penanaman (inokulasi) merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam
media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau
steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Dalam metode agar tuang media
yang digunakan setengah padat, sedangkan pada metode permukaan media yang
digunakan harus padat. Pada hasil pengamatan metode agar tuang sel – sel
bakteri tidak hanya tumbuh pada permukaan, tapi juga tumbuh di dalam agar. Dan
pada metode permukaan sel – sel bakteri menyebar di permukaan agar.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam
Praktek. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Dwidjoseputro,D.1988. Dasar-dasar mikrobiologi. Dambatan:malang
Saurus,
Ekmon. 2011. Praktikum Mikrobiologi Dasar.
www.ekmon-saurus.blogspot.com
Wesley volk dkk,1988.Mikrobiologi dasar,Erlangga:Jakarta
Pelczar,m.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi.
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS : Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar