Halaman

Jumat, 10 Mei 2013

Laporan praktikum kimia analitik kromatografi kertas


Kromatografi Kertas

     Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pratikum :
       Hari/ Tanggal       :   
       Jam                       :
       Tempat                 : Lab. Kimia Analitik ( pilot plant )

Tujuan 
Untuk menentukan jenis gula

Tinjauan Pustaka

Prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Anonim, 1995).
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.

Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Kita akan melihat alasannya pada halaman selanjutnya.

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Kromatogram kertas

Anda mungkin telah menggunakan kromatografi kertas sebagai salah satu hal pertama yang pernah anda kerjakan dalam bidang kimia untuk pemisahan, misalnya campuran dari pewarna-pewarna yang menyusun warna tinta tertentu. Ini merupakan contoh yang mudah, mari memulai dari hal itu.

Anggaplah anda mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu dari tiga pena itu, yang mana yang digunakan untuk menulis sebuah pesan.
Sampel dari masing-masing tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas.
Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir dari pena yang ditulis pada pesan yang mengandung pewarna yang sama dengan pena 2. Anda juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.



Nilai Rf

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat..

Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa
jarak yang ditempuh oleh pelarut
Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk komponen itu:
Dalam contoh kita melihat ada beberapa pena, tidak perlu menghitung nilai Rf karena anda akan membuat perbandingan langsung dengan hanya melihat kromatogram.






Bahan dan Metode
  1. Bahan :
Analat  à   glukosa pada umbi-umbian (ubi)
Standar à    fruktosa
  1.  Alat     :
Kromatografi
Pipet kapiler
Kertas kromatografi

  1. Cara Kerja :
a. Isi tabung kromatografi dengan eluen 50-100 ml eluen. Tutup rapat dan kocok. Biarkan agar ruangan di dalamnya jenuh dengan pelarut.
b.      Buat garis start dengan pensil ( jarak  3 cm dari tepi bawah kertas dan dari tepi atas kertas ).
a.      Pada garis start buat titik – titik dengan pensil dengan jarak 2,5 – 3 cm
b.      Pada garis font buat titik ( dengan pensil ) tepat di atas titik pada garis start. Beri kode tiap titik tersebut.
c.       Dengan pipa kapiler, teteskan larutan analat dan standar pada titik – titik di garis start. Keringkan dengan lampu ( lebar spot 3 mm )
d.      Ulangi tetesan 2 – 3 kali. Keringkan sebelum penetesan ulangan dan sesudahnya.
e.       Bentuk kertas menjadi silinder, dengan bagian start  sebagai alas dan bagian font sebagai puncak silinder, dengan cara menghubungkannya dengan jepit – jepit plastic.
f.       Masukkan silinder kertas ke dalam tabung kromatografi yang telah berisi eluen dengan garis start di bawah. Perhatikan garis start tidak boleh tercelup dalam eluen.
g.      Tutup rapat tabung kromatografi, biarkan eluen naik sampai garis font ( 1 – 6 jam ).
h.      Angkat dan kering anginkan kertas kromatografi
i.        Setelah kertas kering, biarkan pewarna dengan cara menguapi, mencelup, menyemprotkannya, tergantung analat.
j.        Berikan tanda warna yang terbentuk. Ukur jaraknya dari garis start.
k.      Hitung Rf = Jarak yang ditempuh spot
                                                Jarak yang ditempuh pelarut
c.       Bandingkan Rf yang diperoleh dengan Rf standar.






















Hasil dan Pembahasan

Hasil:
Diket   : Titik standar    = 7,6 cm dari garis standar
Analat                           =  10 cm
Jawab  :
Yang mana sebelumnya didapatkan titik standar = 50 ppm yang setara dengan 7,6 cm. Sedakan titik analat yang didapat sebelumya =65,7 ppm yang setara dengan 10 cm.
            Rf  =      jarak yang ditempuh spot
                        Jarak yang ditempuh pelarut

Rf  standar  =  7,6 cm        = 0,76
                                    10  cm
Rf analat    =   7,6 cm         = 0,76
                                    10  cm

Pembahasan :

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.

            Pada praktikum kromatografi kertas yang kami hanya menyediakan sebuah kertas whatman no 4, tabung kromatografi, pipet, larutan standar dan analat. Pada kertas dibuat garis start dan dibuat titik pada jarak 3 cm di sepanjang garis itu. Kemudian ditetesi analat dan standar secara sebanyak tiga kali. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung kromatograf yang tesisi eluen.biarkan selama 6 jam . Baru bisa dilakukan semprotan.
            Pada praktikum kali ini kami mendapatkan nilai Rf standar denga Rf analat sebanding atau sama besar yaitu 7,6 cm/10 cm = 0,76.


            Yang mana litetatur yang menjadi acuan warna yang ditimbulkan oleh berbagai senyawa yang dihasilkan adalah sebagai berikut:  oleh Ismailov dan Shraiber (1985)

Pereaksi
Jenis senyawa
Warna
Hijau bromkesol
Asam karboksilat
Bercak kuning pada dasar hijau
Dragendorff
Alkaloid dan basa organik
Jingga
Besi III
Fenol
Berbagai warna
Fluoresein : Br
Senyawa tak jenuh
Bercak kuning pada dasar merah jambu
Ninhidrin
Asam amino
Biru
HSO
Karbohidrat
Berbagai warna biru
Amilosa
Gula pereduksi
Berbagai wana.

            Beradasarkan acuan diatas maka warna yang ditimbulkan oleh jenis gula yang ditentukan adalah bermacam warana atau tidak terikat. Dan berdasarkan acuan yang dikemukakan oleh Picha maka praktikum kali ini tidak memperoleh hasil yang memuaskan, ini dikarenakan oleh banyak faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
·         Tidak cocoknya pelarut yang digunakan
·         Zat semprot yang digunakan tidak cocok dengan sampel yang diambil, sehingga hasil yang ditimbulkan tidak sesuai dengan yang diharapkan seharusnya menggunakan beberapa zat semprot (KmnO4 dan NaCl)
·         Pemilihan sistem pelarut yang kurang selektif
·         Pemisahan yang kurang hati-hati sehingga pada penetesan standar atau analat tidak sebanding. Penetesan yang baik adalah penetesan sekecil mungkian namun dilakukan berulang-ulang setelah kering terlebih dahulu.
·         Pratikan kurang memahami prinsip dan prosedur kerja dari kromatrografi kertas
·         Hanya menggunakan larutan gula (Fruktosa)
·         Wadah tabung kromatografi terkontaminasi dengan udara
·         Kertas kurang kering sewaktu menetesi kembali analat

Kesimpulan :
A.    Teknik pemisahan kromatografi kertas merupakan teknik kromatografi yang paling sederhana. Pada prisipnya, komponen dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan dari dua spot—hitam dan cokelat menjadi ungu, biru, cokelat dan kuning, merah muda dengan Rf yang beragam.
B.     Beberapa penerapanya kromatografi secara umum di bidang biologi adalah unuk menghitung residu pestisida pada buah-buahan dan sayur, mengidentifikasi dan mengklasifikasi bakteri, menentukan jalur metabolisme dan mekanisme kerja obat-obatan, menghitung polusi air dan udara dan lain sebagainya.

Saran
Kita sebagai praktikan harus teliti dalam melakukan suatu pengukuran dan suatu penelitian agar tidak terjadi sebuah kesalahan nantinya dan untuk asisten jangan ragu-ragu memberi informasi.












DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Depkes RI. Jakarta.
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Laporan praktikum pewarnaan gram dan spora


PEWARNAAN GRAM DAN SPORA

A.      PENDAHULUAN
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitianmikrobiologi.
Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa bisa terjadi biasenyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat.Contoh dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.Pewarnaan negatif



B.      TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan gram
Pada Pewarnaan ini digunakan cat asam nirosin (tinta cina). Pengecatan ini dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat sedangkan bakteri sendiri tidak terwarnai serta untuk mengamati ukuran, bentuk, dan tata letak sel. Setelah pengamatan dibawah mikroskop diperoleh preparat mikroba berwarna hitam sedangkan bakteri sendiri tidak berwarna (berwarna putih) dan berbentuk basil (batang). Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
C.      Alat dan bahan :
Alat :
1.      Objek glass
2.       Kotak preparat
3.      Bunsen
4.      Botol semprot
5.      Jarum ose
6.      Mikroskop
Bahan:
1.      Biakan bakteri
2.      Pewarna untuk pewarnaan gram
3.      Pewarna untuk pewarnaan spora
4.      Alkohol
5.      Aquades
6.      Minyak imersi
D.      Prosedur kerja:

1.      Sterilisasi alat yang di gunakan dengan alkohol.
2.      Ambil sampel NA dengan jarum , letakkan di atas kaca preparat.
3.      Bakar dengan bunsen, sampai panas.
4.      Setelah panas , tambahkan violet satu tetes diamkan satu menit , siram dengan aquades.
5.      Tambahkan yodium , diamkan 2 menit siram dengan aquades.
6.      Tambahkan alkohol , siram dengan aquades.
7.      Tambahkan safranin diamkan 30 detik , siram dengan aquades sampai bersih.
8.      Tambahkan minyak imersi dan tutup dengan overglass.
9.      Amati warna yang dihasilkan pada miksoskop cahaya.



E.       Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum yang kami lakukan yaitu pewarnaan gram didapatkan hasil berwarna ungu,yang pada literatur jika didapatkan warna ungu itu menunjukkan bakteri gram positif.
Sampel yang digunakan pada kelompok kami adalah sampel pada media NA.
Agar hasil yang didapat sesuai dengan yang kita harapkan maka kita harus bekerja secara aseptik dan bekerja sesuai dengan petunjuk prosedur kerja pada buku panduan praktikum. Namun pada praktikum yang kami lakukan masih belum sesuai dengan prosedur kerja penuntun praktikum yaitu bahan yang digunakan masih belum sesuai karna ketidak tersediaan bahan tersebut di laboratorium.
Pada salah satu prosedur kerja yang  seharusnya menggunakan alkohol 95% tetapi karna sesuatu hal kami hanya menggunakan alkohol 70%, sungguhpun demikian hasil yang kami dapatkan sesuai dengan apa yang kami harapakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:

Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang
mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai
berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif
tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam
penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine
secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.


 Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak
lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel
menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan
menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan
sebagian merah karena pengaruh umur.












DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1993.Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafindo. Jakarta
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikroboilogi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Saurus, Ekmon. 2011. Praktikum Mikrobiologi Dasar. www.ekmonsaurus.blogspot.com

Laporan pengenaLan mikroskop


PENGENALAN MIKROSKOP

I.                   PENDAHULUAN

Praktikum Mikrobiologi Dasar ini tentang Penggunaan Mikroskop membuat mahasiswa mengetahui berbagai cara penggunaan mikroskop secara baik, dan cara pemeliharaan mikroskop tersebut.
Objek pengunaan mikroskop ini msih sederhan dan merupakan langkah – langkah yang diambil para mahsiswa untuk mengenal dan memahami langkah – langkah kerja di Laboratorium Mikrobiologi Dasar. Dalam praktikum ini menggunakan mikroskop Cahaya untuk mengetahui bakteri, dan dengan menggunakan bahan Inokulum Mikroorganisme.

II.                TEORI

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran kecil. Berdasarkan sumber cahaya, mikroskop dapat dibagi 2, mikroskop cahaya, yang digunakan untuk bakteri, fungi ganggang dan protozoa dan mikroskop elektron untuk melihat virus.

III.             ALAT DAN BAHAN

Alat :
1.      Mikroskop
2.      Kaca Objek
Bahan :
1.      Inokulum mikroorganisme
2.      Tisue

IV.       PELAKSANAAN PRAKTEK
A.     Pemeliharaan
1.      Bawalah mikroskop dalam keadaa tegak dengan memegang tangkainya dan tangan yang lain menyangga dasarnya, jika hendak memindahkan mikroskop.
2.      Jaga supaya dasar dan tubuh mikroskop terbebas dari debu, dengan cara membungkus atau menutupinya jika tidak digunakan.
3.      Hindari dari benturan
4.      Bersihkan pentas dan penjepit kaca objek dengan tissue sebelum digunakan.
5.      Jangan menyentuh lensa objektif dengan tangan dan jangan melepaskannya untuk membersihkan.
6.      Jangan memiringkan mikroskop bila bekerja dengan objektif celup minyak.
7.      Jangan melakukan penyetelan mikroskop secara paksa.
8.      Jangan menuka objektif mikroskop dengan mikroskop lain.
9.      Lensa objektif sangat peka terhadap pengetsaan oleh asam – asam yang ada pada keringat, sehingga harus dibersihkan setelah penggunaan.
10.  Pasang lensa objektif bekekuatan rendah pada posisi kerja bil mikroskop tidak digunakan.

B.     Penggunaan
1.      Pasang mikroskop dan atur iluminasi.
2.      Ambil preparat dalam hali ini inokulum mikroorganisme dan letakkan diatas pentas mikroskop.
3.      Buka diafragma iris, naikkan kondensor samapai sama tinggi denagn pentas.
4.      Mulailah pengamatan denagn lens aberkekuatan rendah 10 kali.
5.      Rendahkan lensa objektif dan naikkan pentas dengan cara mengatur pemfokus kasar.
6.      Angkat lensa okuler, dan melalui tabng tubuh lihatlah permukaan datar objektif.
7.      Periksa agar preparat terletak dibawah objektif dan fokuskan mikroskop.
8.      Gerakkan pengatur kasar berlawanan dengan jarum jam sampai preparat terlihat. Ingat bahwa lensa objektif tidak boleh menyentuh permukaan kaca objek agar kaca objek tidak pecah.
9.      Gerakkan pengatur kasar sampai preparat terletak ditengah dan bersamaan penyetelan jarak vertical. Kilasan bayangan yang melintasi medan menunjukkan anda telah dekat ke titik fokus. Pertajam fokus.
10.  Gambarkan bentuk yang dilihat.








DAFTAR PUSTAKA

Elida, M. 2009. Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BPKM) Mikrobiologi Umum Pangan.     Pliteknik Pertanian Universitas Andalas.
Hodioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam praktek. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Saurus, Ekmon 2011. Praktikum Mikrobiologi Dasar. www.ekmonsaurus.blogspot.com.