Halaman

Jumat, 10 Mei 2013

Laporan praktikum pewarnaan gram dan spora


PEWARNAAN GRAM DAN SPORA

A.      PENDAHULUAN
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitianmikrobiologi.
Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa bisa terjadi biasenyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat.Contoh dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.Pewarnaan negatif



B.      TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan gram
Pada Pewarnaan ini digunakan cat asam nirosin (tinta cina). Pengecatan ini dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat sedangkan bakteri sendiri tidak terwarnai serta untuk mengamati ukuran, bentuk, dan tata letak sel. Setelah pengamatan dibawah mikroskop diperoleh preparat mikroba berwarna hitam sedangkan bakteri sendiri tidak berwarna (berwarna putih) dan berbentuk basil (batang). Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
C.      Alat dan bahan :
Alat :
1.      Objek glass
2.       Kotak preparat
3.      Bunsen
4.      Botol semprot
5.      Jarum ose
6.      Mikroskop
Bahan:
1.      Biakan bakteri
2.      Pewarna untuk pewarnaan gram
3.      Pewarna untuk pewarnaan spora
4.      Alkohol
5.      Aquades
6.      Minyak imersi
D.      Prosedur kerja:

1.      Sterilisasi alat yang di gunakan dengan alkohol.
2.      Ambil sampel NA dengan jarum , letakkan di atas kaca preparat.
3.      Bakar dengan bunsen, sampai panas.
4.      Setelah panas , tambahkan violet satu tetes diamkan satu menit , siram dengan aquades.
5.      Tambahkan yodium , diamkan 2 menit siram dengan aquades.
6.      Tambahkan alkohol , siram dengan aquades.
7.      Tambahkan safranin diamkan 30 detik , siram dengan aquades sampai bersih.
8.      Tambahkan minyak imersi dan tutup dengan overglass.
9.      Amati warna yang dihasilkan pada miksoskop cahaya.



E.       Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum yang kami lakukan yaitu pewarnaan gram didapatkan hasil berwarna ungu,yang pada literatur jika didapatkan warna ungu itu menunjukkan bakteri gram positif.
Sampel yang digunakan pada kelompok kami adalah sampel pada media NA.
Agar hasil yang didapat sesuai dengan yang kita harapkan maka kita harus bekerja secara aseptik dan bekerja sesuai dengan petunjuk prosedur kerja pada buku panduan praktikum. Namun pada praktikum yang kami lakukan masih belum sesuai dengan prosedur kerja penuntun praktikum yaitu bahan yang digunakan masih belum sesuai karna ketidak tersediaan bahan tersebut di laboratorium.
Pada salah satu prosedur kerja yang  seharusnya menggunakan alkohol 95% tetapi karna sesuatu hal kami hanya menggunakan alkohol 70%, sungguhpun demikian hasil yang kami dapatkan sesuai dengan apa yang kami harapakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:

Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang
mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai
berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif
tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam
penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine
secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.


 Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak
lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel
menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan
menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan
sebagian merah karena pengaruh umur.












DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1993.Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafindo. Jakarta
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikroboilogi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Saurus, Ekmon. 2011. Praktikum Mikrobiologi Dasar. www.ekmonsaurus.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar