STERILISASI ALAT DAN BAHAN
PADA PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
A. PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad
renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad
renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri . Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan
tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
panas, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi
dengan cara panas dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan
bertahap dan perebusan.
B. TINJAUAN
PUSTAKA
Sterilisasi
dengan Pemanasan
1. Dengan pemanasan kering
a. Pembakaran
Alat yang digunakan adalah lampu
spiritus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :
-
Memijarkan
Pembakaran dengan cara ini hanya
cocok untuk alat-alat logam (ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar.
Dengan cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.
-
Menyalakan
-
Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset,
bibir tabung, mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal
darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat pada
alat dengan pasti terbunuh.
Tempat
yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga
bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :
-
jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose
disterilkan
-
jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada
tempat yang disediakan setelah disterilkan.
b. Dengan
udara panas (hot air oven)
Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta
berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas
dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas misalnya : petri,
tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder
misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan
dengan cara ini.
Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan
dan dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan
dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90 – 120
menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang
disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan
udara tidak terhambat.
2.
Dengan pemanasan basah
a.
Dengan merebus
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,
pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam
suasana mendidih selama 30-60 menit.
b.
Dengan uap air panas
Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan
mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan
tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan
pemanasan 100ºC selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini spora belum
dimatikan, dan ada beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut
(misalnya media Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut disterilkan dengan
cara sterilisasi bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah
sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer
(klep pengatur tekanan dalam keadaan terbuka).
c.
Dengan uap air bertekanan
(Autoklav)
Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat
dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang
tahan terhadap pemanasan tinggi.Sterilisasi biasanya dijalankan dengan
menggunakan panas 120ºC selama 10 – 70 menit tergantung kebutuhan. Hal yang
perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan autoklav :
-
harus ditunggu selama bekerja
-
hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann
temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang
disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
Pada
sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses oksidasi
putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan mengakibatkan
terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat
menerima panas daripada keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat
dibanding oksidasi).
d.
Pasteurisasi
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol.
Panas yang digunakan 61,7ºC selama 30 menit.
Sterilisasi
dengan Filtrasi
Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan
cairan atau gas pada saringan berpori kecil sehingga dapat menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Kegunaan:
-
untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan,
misalnya Urea Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
-
Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara
aseptis
Virus
seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak dapat
ditahan oleh filter.
Sterilisasi
dengan Penyinaran (radiasi)
Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi
panas maupun dinding tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi
mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis
radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik, misalnya : sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan
tinggi.Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm.Lampu sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang 260 – 270 nm, dimana sinar dengan panjang
gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi.Lampu
ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah,
ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa
digunakan diperusahaan makanan untuk mencegah pencemaran permukaan.
Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding
dengan sinar ultraviolet.Sinar gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar
dibandingkan dengan sinar x dan digunakan untuk mensterilkan material yang
tebal, misalnya bungkusan alat-alat kedokteran atau paket makanan.Sinar katoda
biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah
dibungkus.
Cara Kimia
(Khemis)
Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa
istilah yang perlu difahami:
-
Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh
sel-sel vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak
hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.
-
Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah,
melawan maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya
digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.
-
Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk
membunuh mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.
-
Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat
pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.
-
C. TUJUAN
• Memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian.
• Mampu menyiapkan dan membuat media steril untuk pengujian.
• Memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian.
• Mampu menyiapkan dan membuat media steril untuk pengujian.
D. ALAT DAN
BAHAN
> Alat :
- Autoclave
- Oven
•
> Alat :
- Autoclave
- Oven
•
> Bahan :
- Erlenmeyer – Gunting
- Tabung reaksi – Kertas label
- Cawan petri – Benang Kasur
- Botol media – Aluminium foil
- Gelas ukur – Media (Nutrien Agar dan Nutrien Broth)
- Labu takar – Kapas
- Kaki tiga – Batang pengaduk
- Kasa asbes – Spatel
- Stirrer – Hot Plate
- Erlenmeyer – Gunting
- Tabung reaksi – Kertas label
- Cawan petri – Benang Kasur
- Botol media – Aluminium foil
- Gelas ukur – Media (Nutrien Agar dan Nutrien Broth)
- Labu takar – Kapas
- Kaki tiga – Batang pengaduk
- Kasa asbes – Spatel
- Stirrer – Hot Plate
E. PROSEDUR
KERJA DAN DATA PENGAMATAN
1. Persiapan dan Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan.
1. Persiapan dan Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan.
Alat-alat
yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas berlemak, seperti: tabung reaksi,
Erlenmeyer, botol media, gelas ukur, labu takar, dan pipet.
Caranya
:
Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat.
Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat.
Kapas
digulung silinder cukup padat.
Bungkus
dengan kain kasa, masukkan ke dalam mulut alat sedalam 2/3.
Khusus Pipet
Tutup kapas dimasukkan dengan sebatang kawat.
Tutup kapas dimasukkan dengan sebatang kawat.
Kapas
yang terurai keluar dari mulut pipet dihilangkan dengan melewatkan mulut pada
api bunsen.
Kapas
penutup ditutup aluminium foil/bahan lain, bila perlu diikat dengan benang
kasur.
Alat
yang permukaannya harus steril ditutup aluminium foil satu per satu.
Cawan
petri dibungkus seluruhnya dengan aluminium foil/kertas bekas bersih (bukan
koran).
Alat-alat
gelas yang tidak presisi.
Disterilisasi
dengan oven, suhu: 170 ℃;
waktu 1 jam.
Alat-alat
yang presisi.
Disterilisasi
dengan autoclave, suhu: 121 ℃;
waktu 15-20 menit.
Alat-alat
dikeringkan dalam oven pengering, suhu :70℃; waktu 30 menit.
2. Pembuatan dan
Sterilisasi Media serta Larutan Pengencer
Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150 ml.
Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150 ml.
Masing-masing
media dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah ditandai.
+
akuades, panaskan di atas nyala api bunsen sambil di aduk sampai larutan
jernih.
Dituang
dalam botol media dan ditutup kapas serta aluminium foil.
Diikat
benang kasur dan diberi etiket (tanggal pembuatan, nama media, dan nama
pembuat).
Disterilisasi
dengan autoclave.
Didinginkan
pada suhu kamar.
Dimasukkan
dalam lemari pendingin untuk disimpan.
DAFTAR PUSTAKA
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version). James Agalloco. 2008. USA : Informa Healthcare Inc.
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all. 1957. New York : MC-Graw Hill Book Companies.
Remington’s Pharmaceutical Sciences 18 th Edition. A.R. Gennaro. 1990. Pennsylvania : Mack Publishing Company.
Pharmaceutical Technology. Eugene L. Parrot. 1974. Minneapolis : Burgess Publishing Company.
http://www.scribd.com/doc/16574529/petunjuk-praktikum-mikpl_sharing_status_hidden=1robiologi-dasar. Di akses tanggal 17 Oktober 2010 08.00 Am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar